Jumat, 15 Agustus 2014

La tahzan

”Yang Lalu Biarlah Berlalu”
بسم الله ارحمن ارحيم
            Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh
 semangat , memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Jangan pernah dalam mimpi buruk masa lalu,atau di bawah payung gelap masa silam.
Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu ! apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu , matahari ke tempat terbitnya , seorok bayi ke perut ibunya , air susu ke payudara sang ibu , dan air mata ke kelopak mata ? ingatlah, keterikatan anda  dengan masa lalu , keresahan anda atas apa yang terjadi padanya , keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya , dan kedekatan jiwa anda ada pintunya , adalah kondisi yang sangat naïf , ironis , memprihatinkan , dan sekaligus menakutkan.
          Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan , mengendurkan semangat , dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Qur’an , setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka
lakukan , Allah selalu mengatakan ,”itu adalah umat yang lalu.”. Begitulah, ketika  suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya.  Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
          Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
          Syahdan nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian : “janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya.” Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, “mengapa engkau tidak menarik gerobak ?”
          “ Aku benci khayalan,”jawab keladai.
Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, samahalnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
          Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan.
Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar